Jumat, 22 Juni 2018

Harga Plate Material SM490YA

Product : Plate SM490 YA
Kategori : High Tensile Plate
Bentuk : Plate Lembaran
Negara Asal : Indonesia
Harga / Kg : Rp. 13.900
MOQ : 1 Lembar

Product Details

Material: SM490 Tebal :  6 - 30 mm Berat: 100.0 Kg
Grade: YA, YB Lebar : 5Ft , 6Ft  Finishing: Standar
Standar: JIS G3106  Panjang:  20 Ft Brand: GG//KS
Equivalent: ST52, S355 Toleransi: +/- 0.2 mm Negara Asal: Indonesia
Bentuk: Plate Cut to size: Tidak  Certificate:  Tersedia


Product Terkait (Klik Gambar)
Baca Selengkapnya ...
Jumat, 24 Februari 2017

Pasar Heksagon Penjaringan Jakarta Utara Kini

pos

Tags: ,,


Pasar Heksagon di Jalan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, nyaris rubuh. Pasar yang dibangun di dekade penjajahan Belanda pada 1920 itu, sudah tak indah dipandang lagi.

Pantauan kami di lokasi, bangunan bersejarah ala Belanda itu sudah tidak layak digunakan. Setiap sisi luar bangunannya, tampak sudah dipagar dengan seng besi. Di depan Pasar Heksagon berdiri tegak bendera sang saka merah putih yang sudah memudar warnanya.

Menurut Imam, sebelum Kawasan Pasar Ikan dan Kampung Akuarium diruntuhkan oleh jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI, bangunan Pasar Heksagon sempat dijadikan tempat pelelangan ikan oleh warga setempat.

"Karena adanya penertiban Kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa beberapa waktu lalu, sekarang sudah tidak terpakai lagi," tuturnya.

‎Sementara itu, Camat Penjaringan Mohammad Andri mengatakan, sudah menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh PD Pasar Jaya.

"Bangunan Pasar Heksagon bukan kami, tetapi pihak PD Pasar Jaya," pungkas Andri.

Baca Selengkapnya ...
Selasa, 07 Februari 2017

Pipa Usir Tawon Meledak di Kuningan

pos

Tags: ,,,

Ledakan pipa besi terjadi di halaman rumah Sutri, warga Dusun I, RT 01 RW 01, Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Jabar, Minggu malam (5/2) kemarin, sekitar pukul 21.00 WIB. 

Pipa besi diduga bom meledak di depan rumah Sutri (54) di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Pihak kepolisian yang menyelidiki kejadian tersebut telah mengamankan seorang pria yang mengaku tak sengaja meledakkan pipa berisi belerang dan potasium.

Pria yang diketahui bernama Urip (50) itu sudah diperiksa polisi. "Setelah dimintai keterangan, Urip mengakui dialah yang telah meledakkan pipa besi," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus via pesan singkat, Senin (6/2/2017).

Menurut Yusri, pipa besi yang meledak itu tidak menimbulkan korban jiwa dan luka. Berdasarkan keterangannya kepada polisi, Urip, yang sehari-hari bekerja sebagai petani, mengklaim tidak ada unsur kesengajaan berkaitan peristiwa tersebut.

"Awalnya pelaku menyiapkan pipa besi bekas onderdil sepeda yang telah diisi dengan racun pembasmi tikus. Kemudian dibakar dengan korek api yang bertujuan mengusir atau membasmi tawon. Namun tiba-tiba pipa besi tersebut terbakar dan meledak," kata Yusri.

Identitas Urip muncul saat polisi melakukan pemeriksaan lanjutan di sekitar tempat kejadian perkara. Polisi melihat serpihan belerang di dinding rumah Daufi (42).

"Bagian atap rumah Daufi terdapat sarang tawon. Posisi rumahnya tepat berada di depan pekarangan rumah Ibu Sutri, yang menjadi lokasi ledakan," kata Yusri.

Polisi memperoleh informasi dari Daufi bahwa ada salah satu saudaranya, yaitu Urip, yang pernah berupaya membasmi sarang tawon di rumahnya. Berawal dari pengakuan Daufi itulah kemudian polisi memeriksa Urip.

"Rencana tindak lanjut kepolisian adalah melakukan penggeledahan di rumah Urip untuk mencari dan mengamankan barang bukti lain yang terkait dengan peristiwa ledakan. Selain itu, melakukan rekonstruksi kejadian untuk disesuaikan dengan keterangan Urip," kata Yusri.

Baca Selengkapnya ...
Minggu, 15 Januari 2017

Baja GG untuk Kapal Pelat Datar Disetujui Menteri KKP

pos

Tags:  

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengatakan kapal baja dengan teknologi pelat datar cocok untuk memenuhi kebutuhan kapal nelayan di Indonesia. Dia pun mendorong Kementerian Kelautan dan Perikanan menggunakannya untuk memenuhi target program pembuatan 3.500 kapal nelayan.

Nasir mengaku Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti telah setuju agar nelayan menggunakan kapal ini. "Prinsipnya setuju. Kalau sertifikasi selesai, dia akan ambil alih," kata dia di Pabrik Gunung Steel Group, Cikarang, Bekasi, Ahad, 15 Januari 2017.

Nasir menuturkan target sertifikasi kelayakan kapal ini kemungkinan baru akan selesai dalam tiga bulan ke depan. Bila sertifikasi telah selesai, Nasir yakin kapal ini mampu bersaing di Indonesia dan kelas dunia.

Dia menjelaskan, bila proses sertifikasi telah selesai, barulah kapal ini siap diproduksi secara massal. Rencananya, prototipe kapal ini akan dioperasikan di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Meski belum diproduksi massal, menurut Nasir, sudah banyak permintaan, terutama untuk wilayah Indonesia Timur. "Di Maluku juga sudah ada yang tertarik, di Medan juga," ucapnya.

Direktur PT Gunung Steel Group, Ken Pangestu, mengatakan pihaknya mendukung produksi massal kapal ini. Pasalnya, menurut dia, kapasitas baja nasional saat ini berstatus over supply. "Sayangnya, selalu diinformasikan baja nasional kita tidak cukup," tuturnya. GSG sendiri merupakan pabrikan yang ditunjuk untuk menyiapkan bahan baku baja datar.

Sementara itu, Chief Executive Officer Juragan Kapal Adi Lingson meyakini target 3.500 kapal dapat terpenuhi bila nantinya pemerintah setuju menggunakan kapal pelat datar. "Kayaknya bahan baku dari GSG saja sudah cukup," ucapnya.

Pembuatan kapal yang terbilang cepat menjadi salah satu alasan Nasir merekomendasikan ini. Menurut dia, dalam satu hari bisa dibuat sepuluh kapal. Bila target kapal nasional hanya 3.500, pembuatan dapat dipenuhi dalam kurun satu tahun andai menggunakan kapal pelat datar. "Tinggal waktu jam kerjanya saja diatur untuk mencapai hal itu," kata dia.

Kapal baja dengan teknologi pelat datar ini disebut memiliki banyak keunggulan ketimbang kapal berbahan baku kayu atau fiberglass. Selain harganya lebih murah, kapal ini dipercaya memiliki daya tahan lebih lama dan kecepatan yang tinggi.

Nasir membandingkannya dengan harga kapal berbahan kayu dan fiber dengan ukuran sama-sama 10 GT (Gross Tonnage). Menurut dia, kapal kayu 10 GT berkisar di harga Rp 350 juta. Adapun kapal berbahan fiber sekitar Rp 470 juta. "Bahan baku kapal pelat baja hanya sekitar Rp 270 juta," kata dia di pabrik Gunung Steel Group, Cikarang, Bekasi, Ahad, 14 Januari 2017.

Produksi pembuatan kapal ini juga terbilang mudah. Sebab, Kapal Pelat Datar ini tidak memiliki sama sekali lengkungan. "Kapal ini bisa dibuat di mana saja asal ada tukang lasnya. Tinggal merakit potongan-potongan bajanya," ucap Chief Executive Officer Juragan Kapal Adi Lingson.

Selain itu, keunggulan lain dari kapal ini adalah dibuat dari bahan baku yang 100 persen lokal, sehingga mengurangi ongkos produksi. "Kalau fiber bahannya harus impor. Harga di sana (luar negeri) naik, harga kapal juga akan naik," kata Nasir.

Nasir menuturkan kapal ini juga memiliki daya tahan yang dua kali lebih kuat ketimbang kapal kayu maupun kapal fiber karena dibuat dari baja. Selain itu, material baja juga membuat nelayan sewaktu-waktu bisa mendaur ulangnya. "Nelayan tidak rugi besar," tuturnya.

Dari aspek kecepatan di laut, menurut Nasir, desain buritan kapal yang membentuk huruf W terbalik (semi trimaran) mampu menggerakkan kapal denga kecepatan dua kali lipat dengan memanfaatkan energi gelombang. "Kalau kapal generasi pertama butuh 250 horse power untuk mencapai 24,5 knot. Kapal ini hanya butuh 170 horse power," ujarnya.

Saat ini, Gunung Steel Group dan PT Juragan Kapal tengah membuat satu prototipe Kapal Pelat Datar ukuran 10 GT. Rencananya, bila sudah lolos sertifikasi dan mendapatkan pasar, kapal ini siap untuk diproduksi massal.

Prototipe kapal ini sendiri rencananya akan dioperasikan di wilayah Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Kapal ini diyakini mampu dan cocok melayani pelayaran di wilayah berkarakteristik seperti di sana.


Baca Selengkapnya ...