Tags:
1.2 mm x 4x8, 1.35 mm x 4x8, 1.4 mm x 4x8, 1.5 mm x 4x8, 1.6 mm x 4x8, 1.8 mm x 4x8, 1.9 mm x 4x8, 10 mm dan 12 mm 5' x 20', 10 mm x 4x8, 100 mm x 4x8, 11 mm x 4x8, 12 mm x 4x8, 13 mm x 4x8, 14 mm x 4x8, 15 mm x 4x8, 16 mm x 4x8, 17100 St 44-2, 18 mm x 4x8, 19 mm x 4x8, 1ft x 1ft, 1ft x 2ft, 2 mm x 4x8, 2.1 mm x 4x8, 2.3 mm x 4x8, 2.5 mm x 4x8, 2.6 mm x 4x8, 2.8 mm x 4x8, 2.9 mm x 4x8, 20 mm, 20 mm x 4x8, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015, 2016, 2017, 2018, 2019, 2020, 21 mm x 4x8, 22 mm x 4x8, 24 mm x 4x8, 25, 25 mm x 4x8, 28 mm x 4x8, 2ft x 2ft, 2ft x 4ft, 3 mm x 4x8, 3.2 mm x 4x8, 3.6 mm x 4x8, 3.8 mm x 4x8, 30 mm x 4x8, 31 mm x 4x8, 3101, 32 mm x 4x8, 38 mm x 4x8, 4 mm x 4x8, 4' x 8', 4.5 mm, 4.5 mm x 4x8, 4.8 mm x 4x8, 40 mm x 4x8, 400, 42 mm x 4x8, 45 mm x 4x8, 4ft x 4ft, 4ft x 8ft, 5 mm x 4x8, 5.8 mm x 4x8, 50 mm x 4x8, 5ft x 10ft, 6 mm, 6 mm x 4x8, 6' x 20', 65 mm x 4x8, 75 mm x 4x8, 8 mm, 8 mm x 4x8, 80 mm x 4x8, 85 mm x 4x8, 9 mm x 4x8, 90 mm x 4x8, a-36, agen, agent, agent plat, AISI, AISI 1018, aplikasi, ASME, astm, ASTM A283 Grade D, ASTM A36, ASTM Equivalents for JIS SS400, cakung, catalog, Characteristic, chemical, Chemical Composition, china, composition, Cut to Size, dimensi, DIN, DIN Equivalents for JIS SS400, en, EN Equivalents for JIS SS400, EN S275/ BS 43A, equivalents, ex, gunung garuda, hardness, harga, harga plat, Indonesia, jakarta, japan, jenis, jis, JIS 3101, JIS 3101 SS-400, JIS SS400, Jual Plat ASTM A36, jual plat hitam, jual plat kapal, Jual Plat SS-400 JIS 3101, KS, Master, mechanical, Melting Point, mild steel plate, Mild Steel Plate 10mm, Mild Steel Plate 12mm, Mild Steel Plate 16mm, Mild Steel Plate 20mm, Mild Steel Plate 25mm, Mild Steel Plate 3mm, Mild Steel Plate 4mm, Mild Steel Plate 5mm, Mild Steel Plate 6mm, Mild Steel Plate 8mm, or, Physical, plat hitam, plat kapal, prima, properties, SA-36, sole, spec, spesifikasi, SS-400, SS400, SS400 Weight Table And Size Plate, steel, structural steel, Tabel Ukuran & Berat Nominal Plat ASTM A-36, terbaru, toyogiri, ukuran
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengatakan kapal baja dengan teknologi pelat datar cocok untuk memenuhi kebutuhan kapal nelayan di Indonesia. Dia pun mendorong Kementerian Kelautan dan Perikanan menggunakannya untuk memenuhi target program pembuatan 3.500 kapal nelayan.
Nasir mengaku Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti telah setuju agar nelayan menggunakan kapal ini. "Prinsipnya setuju. Kalau sertifikasi selesai, dia akan ambil alih," kata dia di Pabrik Gunung Steel Group, Cikarang, Bekasi, Ahad, 15 Januari 2017.
Nasir menuturkan target sertifikasi kelayakan kapal ini kemungkinan baru akan selesai dalam tiga bulan ke depan. Bila sertifikasi telah selesai, Nasir yakin kapal ini mampu bersaing di Indonesia dan kelas dunia.
Dia menjelaskan, bila proses sertifikasi telah selesai, barulah kapal ini siap diproduksi secara massal. Rencananya, prototipe kapal ini akan dioperasikan di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Meski belum diproduksi massal, menurut Nasir, sudah banyak permintaan, terutama untuk wilayah Indonesia Timur. "Di Maluku juga sudah ada yang tertarik, di Medan juga," ucapnya.
Direktur PT Gunung Steel Group, Ken Pangestu, mengatakan pihaknya mendukung produksi massal kapal ini. Pasalnya, menurut dia, kapasitas baja nasional saat ini berstatus over supply. "Sayangnya, selalu diinformasikan baja nasional kita tidak cukup," tuturnya. GSG sendiri merupakan pabrikan yang ditunjuk untuk menyiapkan bahan baku baja datar.
Sementara itu, Chief Executive Officer Juragan Kapal Adi Lingson meyakini target 3.500 kapal dapat terpenuhi bila nantinya pemerintah setuju menggunakan kapal pelat datar. "Kayaknya bahan baku dari GSG saja sudah cukup," ucapnya.
Pembuatan kapal yang terbilang cepat menjadi salah satu alasan Nasir merekomendasikan ini. Menurut dia, dalam satu hari bisa dibuat sepuluh kapal. Bila target kapal nasional hanya 3.500, pembuatan dapat dipenuhi dalam kurun satu tahun andai menggunakan kapal pelat datar. "Tinggal waktu jam kerjanya saja diatur untuk mencapai hal itu," kata dia.
Kapal baja dengan teknologi pelat datar ini disebut memiliki banyak keunggulan ketimbang kapal berbahan baku kayu atau fiberglass. Selain harganya lebih murah, kapal ini dipercaya memiliki daya tahan lebih lama dan kecepatan yang tinggi.
Nasir membandingkannya dengan harga kapal berbahan kayu dan fiber dengan ukuran sama-sama 10 GT (Gross Tonnage). Menurut dia, kapal kayu 10 GT berkisar di harga Rp 350 juta. Adapun kapal berbahan fiber sekitar Rp 470 juta. "Bahan baku kapal pelat baja hanya sekitar Rp 270 juta," kata dia di pabrik Gunung Steel Group, Cikarang, Bekasi, Ahad, 14 Januari 2017.
Produksi pembuatan kapal ini juga terbilang mudah. Sebab, Kapal Pelat Datar ini tidak memiliki sama sekali lengkungan. "Kapal ini bisa dibuat di mana saja asal ada tukang lasnya. Tinggal merakit potongan-potongan bajanya," ucap Chief Executive Officer Juragan Kapal Adi Lingson.
Selain itu, keunggulan lain dari kapal ini adalah dibuat dari bahan baku yang 100 persen lokal, sehingga mengurangi ongkos produksi. "Kalau fiber bahannya harus impor. Harga di sana (luar negeri) naik, harga kapal juga akan naik," kata Nasir.
Nasir menuturkan kapal ini juga memiliki daya tahan yang dua kali lebih kuat ketimbang kapal kayu maupun kapal fiber karena dibuat dari baja. Selain itu, material baja juga membuat nelayan sewaktu-waktu bisa mendaur ulangnya. "Nelayan tidak rugi besar," tuturnya.
Dari aspek kecepatan di laut, menurut Nasir, desain buritan kapal yang membentuk huruf W terbalik (semi trimaran) mampu menggerakkan kapal denga kecepatan dua kali lipat dengan memanfaatkan energi gelombang. "Kalau kapal generasi pertama butuh 250 horse power untuk mencapai 24,5 knot. Kapal ini hanya butuh 170 horse power," ujarnya.
Saat ini, Gunung Steel Group dan PT Juragan Kapal tengah membuat satu prototipe Kapal Pelat Datar ukuran 10 GT. Rencananya, bila sudah lolos sertifikasi dan mendapatkan pasar, kapal ini siap untuk diproduksi massal.
Prototipe kapal ini sendiri rencananya akan dioperasikan di wilayah Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Kapal ini diyakini mampu dan cocok melayani pelayaran di wilayah berkarakteristik seperti di sana.